Review Performa Sampdoria Musim 2018/2019

Oleh: Adrian Carp (Football Italia)

Sampdoria menyajikan penampilan yang menjanjikan ditambah Fabio Quagliarella menjadi pencetak gol terbanyak liga. Namun kelanjutan mereka di masa depan mereka tampak belum begitu jelas.

Mercusuar yang Meredup

Blucherchiati sekali lagi menyelesaikan musim secara kalem dengan mengamankan posisi papan tengah. Mereka juga berada di peringkat lima tim paling produktif dengan 60 gol—di atas Lazio dan duo Milan yang lolos ke kompetisi Eropa musim depan.

Musim Sampdoria kali ini lebih tampak seperti panggung pertunjukan tunggal milik pemain gaek Fabio Quagliarella. Dengan torehan 26 gol ia berhasil menggondol gelar Capocannoniere lima gol lebih banyak dari mega bintang Cristiano Ronaldo, striker seharga 100 juta Euro milik Juventus.

Memang ada beberapa aspek positif pada performa mereka tahun ini di bawah nakhoda pelatih Marco Giampaolo. Selama dua tahun kepemimpinannya, Il Samp menemukan identitas permainan yang bertumpu pada taktik penguasaan bola yang memikat disertai pressing yang terkoordinir dari setiap pemain. Kabarnya kerjasama Giampaolo dan Sampdorian berakhir musim ini karena sang allenatore kecewa atas ketidakseriusan klub dalam pembelian pemain agar dapat bersaing ke zona Eropa.

Agar mencegah kemungkinan posisi mereka di kelasemen melorot di masa depan, tim ini harus segera menyusun rencana strategsi dalam waktu dekat. Model bisnis Atalanta atau Sassuolo dapat menjadi contoh.

Beberapa waktu belakangan, ada isu calon investor dari Amerika Serikat yang tertarik membeli klub dari kota pelabuhan ini. Jika transaksi dengan pengusaha yang diwakili legenda klub Gianluca Vialli ini terjadi, ada kemungkinan turunnya suntikan dana yang membuat tim jadi lebih berani jor-joran belanja. Memang ada beberapa calon investor lain, namun grup bisnis dari negeri Paman Sam ini yang paling menunjukkan keseriusannya.

Terlepas dari isu pemilik baru ini, Sampdoria harus segera mencari pemain yang dapat berlaku sebagai pemimpin baru di lapangan hijau. Mengingat tidak ada jaminan Quagliarella bisa mempertahankan performanya sebagai lumbung gol kesebelasan di musim depan. Selain itu ada kemungkinan Quagliarella mengakhiri karirnya di Napoli, tempat yang dicintainya.

Berdasarkan berbagai kondisi ini, cara terbaik agar Il Samp dapat meraih kejayaannya lagi adalah dengan perubahan kepemilikan klub. Satu hal lagi yang dapat membahagiakan fans adalah kemungkinan Vialli diangkat menjadi salah satu direktur sesuai keinginan pemilik saham baru dari Amerika. Pria yang sekarang berkepala plontos ini pernah menjadi pahlawan saat Sampdoria 28 tahun silam. Gelontoran 19 golnya saat itu menahbiskannya sebagai top skor Liga sekaligus membawa gelar scudetto ke kota Genoa.

Pelatih: Marco Giampaolo

Pelatihh berusia 51 tahun ini telah membuktikan sekali lagi bahwa ia dapat menanamkan karakter bermain kepada tim yang diasuhnya. Giampaolo adalah sosok di balik kebangkitan Fabio Quagliarella dengan gol-golnya di Serie A. Pria ini siap untuk menerima tantangan di kesebelasan yang lebih ambisius mengejar prestasi.

Pemain Terbaik: Fabio Quagliarella

Penyerang nomaden ini menjalani musim yang luar biasa: memenangi gelar pencetak gol terbanyak, menjadi pencetak gol tertua bagi timnas Italia, dan bahkan memecahkan rekor berusia 24 tahun, mencetak gol dalam 11 pertandingan beruntun milik Gabriel Batistuta. Musim ini dia tampil sebanyak 37 kali, sebuah angka yang fantastis untuk pemain berumur 36 tahun.

Pertandingan Terbaik: Lazio 2-2 Sampdoria

Tuan rumah Lazio sudah meyakini dapat meraih kemenangan saat Ciro Immobile mencetak gol dari titik penalti pada menit kelima pada tambahan waktu babak kedua. Beban Sampdoria pun semakin berat saat Bartosz Bereszynski diusir wasit beberapa menit sebelum gol Immobile. Bisa dibilang peluang menyamakan kedudukan hampir tidak ada lagi. Akan tetapi pemain pengganti, Riccardo Saponara dengan sebuah aksi akrobatik mampu mencetak gol di menit ke 99! Membuat sudut stadion Olimpico berisi Ultras Sampdoria yang bertandang ke ibukota seakan meledak.

Mimpi Buruk: Bencana di Renato Dall’Ara

Sampdoria kehilangan momentum untuk lolos berlaga di kompetisi Eropa ketika kebobolan tiga gol dalam kurun waktu 30 menit babak kedua saat berkunjung ke kandang Bologna. Keadaan semakin buruk saat direktur sepakbola Walter Sabatini mengundurkan diri setelah terlibat keributan dengan Massimo Ferrero sang pemilik klub.

Tahukah Anda?

  • Gol penyeimbang kedudukan yang dicetak Riccardo Saponara melawan Lazio adalah gol terlama di dalam sejarah Serie A.
  • Fabio Quagliarella adalah pemain Sampdoria ketiga yang meraih gelar Capocannoniere setelah Sergio Brighenti musim 1960-1961 dan Gianluca Vialli musim 1990-1991.
  • Quagliarella adalah pemain tertua kedua yang menjadi top skor di Serie A. Rekor pemain tertua (38 tahun) dipegang oleh Luca Toni pemain Hellas Verona pada musim 2014-15.

Coppa Italia: 16 Besar/ Rating tim: [6/10] / Top Skor: Fabio Quagliarella (26) / Eropa: –


*Diterjemahkan dengan perubahan seperlunya dari FootballItalia.net oleh Yulian Ma’mun

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *