Musim 2012-2013, Bagaikan Roller Coaster!!

Akhirnya musim yang terasa membuat detak jantung berdegup keras hingga menjelang 3 pertandingan terakhir berakhir sudah, ya itulah musim 2012-2013.

Mengawali musim ini dipimpin pelatih saat itu Ciro Ferrara dan berstatus sebagai klub promosi dari Serie B, Sampdoria menjadi buah bibir dalam 6 laga awal kompetisi tertinggi di Negeri Pizza Italia ini, secara mengejutkan Sampdoria mencetak 3 kemenangan beruntun setelah mengalahkan AC Milan, AC Siena dan Pescara Calcio kemudian disusul 2 hasil imbang dengan Torino FC dan AS Roma, yang luar biasa, kita berhasil menahan Roma di Olimpico dengan 10 pemain dan terus tampil menyerang meski defisit 1 pemain, 3 hari kemudian kejadian tersebut berulang lagi, Sampdoria menantang salah satu kandidat peraih Scudetto musim ini SSC Napoli di rumah kita stadio Marassi, Genova, tampil mengimbangi Napoli yang sangat solid dengan barisan pemain muda bahkan meski kembali dengan 10 pemain setelah Il Capitano, Daniele Gastaldello, harus dikeluarkan wasit setelah melakukan pelanggaran kepada Marek Hamsik dan berbuah gol tunggal kemenangan Napoli lewat eksekusi penalti striker asal Uruguay, Edinson Cavani. Saat kembali dari acara nonton bareng setelah kekalahan tersebut, meski kalah tapi saya memiliki rasa puas dan ekspektasi yang besar melihat bagaimana melihat pendekatan tim saat bermain bahkan meski dengan kekurangan 1 pemain, suatu pendekatan bermain yang sudah tidak saya lihat dalam 2 tahun belakangan terutama setelah kepergian Antonio Cassano dan Giampaolo Pazzini

Tapi rasa senang tersebut berubah menjadi kekhawatiran setelah Sampdoria menderita hingga 7 kekalahan beruntun diawali dengan SSC Napoli, AC Chievo Verona, FC Parma, Cagliari Calcio, Internazionale Milano FC, Atalanta BC dan US Citta di Palermo, timbul pertanyaan apakah Ciro Ferrara dan jajaran kepelatihannya bisa menyelesaikan masalah mental yang cukup kompleks ini, begitu heran ketika melihat kita di awal musim melambung tinggi kemudian bagaikan dihempas jatuh keras menimpa bumi dan tidak tersisa semua penampilan baik yang kita lakukan di awal musim. Derby Della Lanterna pun menjadi penawar, kemenangan 3-1 atas Genoa bagaikan rasa senang luar biasa bagi Sampdoriano di seluruh dunia, bukan hanya saya yang malam itu demam tinggi tapi kemudian mendadak berubah menjadi sembuh total setelah menyaksikan gol-gol yang dicetak Sampdoria melalui Andrea Poli, own goal Cesare Bovo dan bintang muda asal Argetina, Mauro Icardi yang menghujam gawang rival berat kita yang dikawal penjaga gawang pengalaman asal Prancis, Sebastien Frey, hehe. Euforia luar biasa yang melanda hati setelah sukses menaklukkan Genoa yang juga secara langsung ” mengirim ” kita ke Serie B pada musim 2010-2011 lewat gol telat striker asal Argentina, Mauro Boselli, di menit akhir. Setelah kemenangan tersebut performa tim kembali membaik, tapi hanya untuk 2 pertandingan menghadapi Bologna FC 1909 dan ACF Fiorentina, 2 kekalahan yang dialami dari Udinese Calcio dalam laga home serta away menghadapi Calcio Catania 1946 di stadio Angelo Massimino, Catania, membuat pelatih Ciro Ferrara dan Direktur Olahraga, Pasquale Sensibile, harus mundur dari jabatannya dan digantikan pleatih berpengalaman, Delio Rossi, dan Direktur Olahraga baru, Carlo Osti.

Pelan tapi pasti Delio Rossi membawa kita kembali menanjak setelah kekalahan di laga home debutnya menghadapi SS Lazio, secara luar biasa dan heroik, Sampdoria berhasil menaklukkan juara liga Italia Serie A 2012-2013, Juventus FC, di rumahnya Juventus Stadium dengan skor 2-1, lewat Doppieta Mauro Icardi, dan hebatnya itu dilakukan dengan 10 pemain, setelah sejak babak pertama Gaetano Berardi dikeluarkan oleh wasit, laga itu juga menjadi kebahagian baru setelah Delio Rossi secara brilian ” menemukan ” posisi baru bagi sosok loyal Angelo Palombo, Palombo dengan trengginas membawa kawan-kawannya untuk membuat kejutan di Turin awal Januari 2013, kemenangan yang membuat kita kembali melayang tinggi dan menjadi sorotan siapapun yang mencintai sepakbola. Sejak laga tersebut, kita tampil konstan dan stabil dengan penampilan yang cukup baik hingga awal Maret. Masa kritis kembali harus kita lalui sejak kekalahan dari Palermo di laga kandang dengan skor 1-3, kekalahan dari rival langsung untuk mencapai keselamatan/salvezza itu cukup berpengaruh bagi Sampdoria hingga beberapa pekan kedepan di awal Mei dengan sangat labilnya permainan tim secara keseluruhan , hingga saat kekalahan 3-1 vs Udinese di stadio Friuli, sempat terjadi kelakar seperti ” amit-amit deh Serie B lagi ataupun masa kita ga nonbar dan kembali streaming lagi seperti tahun lalu ” yang timbul dari candaan antara teman-teman yang mengikuti acara nonton bareng di Resto Mamma Rosy, Kemang, Jakarta Selatan, hehe.

Akhirnya detak jantung pun kembali berdegup stabil 3 hari kemudian setelah laga vs Udinese, menghadapi Catania di kandang sendiri, Sampdoria berhasil secara matematis mengamankan eksistensinya di ajang Liga Italia Serie A 2013-2014 setelah bermain imbang 1-1 dengan tamunya, sedangkan 2 pesaing langsungnya dalam laga malam itu yaitu Siena dan Palermo mengalami kelahan di home dari Fiorentina dan Udinese. Kitapun menghadapi 2 laga sisa Serie A dengan rilex untuk menghadapi tim kuat seperti Lazio dan Juventus yang sudah memastikan diri menjadi Scudetto 2012-2013, dan hasilnya pun tim bermain sangat baik serta trengginas di 2 laga sisa ini .

Semoga moment musim ini bisa menjadi pelajaran bagi kita agar bisa menjadi tim yang lebih baik lagi di musim depan serta masa yang akan datang dengan proyek-proyek yang tengah dirancang manajemen klub dibawah pimpinan Il Presidente Edoardo Garrone.

Terima Kasih Tuhan Atas Anugerahmu Bagi Kami Semua!!

Terima Kasih Semua Pemain Atas Perjuangannya!!

Sampdoria Club Indonesia
18_esulta

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *